Tags

, , , ,

The Treasure of the Sierra Madre (film) - Wikipedia

John Huston

1948

Western

Perempuan paling bahagia pada 24 Maret 1949 mungkin adalah ibu dari John Huston yang sekaligus istri dari Walter Huston. Pasangan bapak-anak itu memenangkan Oscar bebarengan. John untuk Sutradara Terbaik, sementara Walter untuk Aktor Pendukung Terbaik.

Pada dasarnya Huston adalah silsilah penting di perfilman. Nantinya Walter ini juga punya cucu yang juga memenangkan Oscar, Anjelica Huston di Prizzi’s Honor (1985). Mereka punya empat generasi yang pernah mencicipi kesuksesan sebagai aktor. Ternyata bukan cuma jaringan PNS yang bisa membentuk pohon keluarga.

Oke, tapi rasanya tetap ada satu nama yang lebih besar dari “trah” Huston di The Treasure of Sierra Madre, yakni Humphrey Bogart. Performa Bogarts agak lain dibanding penampilannya di beberapa filmnya sebelumnya. “Lain” tadi berkonotasi positif lho. Kali ini ia menjadi karakter antagonis yang amat menyebalkan. Artinya, berhasil. Telak. Ini salah satu penampilan terbaik Bogart di sepanjang karier sinemanya. Sosoknya yang identik dengan tokoh detektif atau seputar dunia hitam criminal berhasil ditinggalkan. Kali ini ia jadi koboi pengemis yang mati karena matre. Fred C. Dobbs yang diperankan Bogarts pun akhirnya menjadi inspirasi karakter Indiana Jones.

The Treasure of Sierra Madre ialah salah satu film Hollywood pertama yang melakukan pengambilan gambar langsung di luar Amerika Serikat. Diadaptasi dari novel berjudul sama oleh B. Traven, film ini menyuguhkan isu tentang naluri keserakahan manusia.

Tulisan Traven dapat disebut sebagai “novel petualangan proletar”. Bercerita tentang perjalanan eksotis, petualang yang melanggar hukum, dan orang-orang Indian. Karakter Traven umumnya diambil dari masyarakat kelas bawah, dari strata proletariat yang lebih antiheroes. Gagasan keadilan atau moralitas Kristen, yang begitu terlihat dalam novel-novel petualangan oleh penulis lain tidak penting di sini.

Bicara moralitas, saya percaya bila seseorang bisa disebut baik bila ia punya peluang menjadi jahat. Seseorang layak dikatakan setia jika ia punya peluang untuk selingkuh. Sebuah band punk bisa dikatakan idealis jika ia memang punya peluang untuk sellout. Jika tidak, ya itu namanya nasib aja.

Gagasan ini salah satu yang ingin diperlihatkan oleh The Treasure of Sierra Madre. Sebelum terjun mencari emas, Dobbs berulang kali meyakinkan Howard (Walter Huston) bahwa ia tidak mungkin jadi rakus lalu mengkhianati teman-temannya. Ia hanya ingin mengantungi emas sekadarnya lalu pulang. Kesetiakawanan paling penting baginya, dibanding apapun.

Iya, itu semua dikatakannya sebelum benar-benar memegang emas. Seperti jomblo menjadi aktivis Indonesia Tanpa Pacaran karena tidak laku.

Dalam menggambarkan lunturnya moralitas manusia, The Treasure of Sierra Madre menggunakan situasi konsep prisoner’s dilemma atau dilema tahanan. Untuk yang belum kenal, saya jelaskan sedikit:

A.W. Tucker menggambarkan situasi dilema tahanan lewat cerita sepasang penjahat yang tertangkap. Sepasang penjahat ini kemudian ditempatkan dalam sebuah sel tahanan yang berbeda. Dalam kasus ini, jaksa tidak bisa menuntut penjahat tersebut sebagai pelaku kejahatan, kecuali salah seorang dari penjahat tersebut mengakui perbuatannya.

Sekiranya keduanya tetap bungkam, jaksa sebetulnya masih bisa menuntut mereka sebagai pelaku pelanggaran kecil. Namun, jaksa perlu berusaha untuk mengungkap kebenarannya. Jadi, jaksa menawarkan sebuah kerjasama pada masing -masing penjahat tersebut. Pilihannya sebagai berikut (memposisikan Anda sebagai salah satu penjahat):

  1. Anda bersaksi, ia tidak bersaksi. Masa tahanan: nol
  2. Anda tidak bersaksi, ia tidak bersaksi. Masa tahanan: satu tahun
  3. Anda bersaksi, ia juga bersaksi. Masa tahanan: lima tahun
  4. Anda tidak bersaksi. Ia bersaksi. Masa tahanan: enam tahun

Dalam kondisi ini, dilemanya pun akan tampak semakin jelas. Melihat pilihan yang ada, keputusan terbaik untuk kepentingan bersama adalah opsi nomor 2: sama-sama tidak mengaku. Masalahnya Anda harus percaya penuh penjahat satunya tidak akan mengaku. Padahal mengaku lebih dulu sebagai opsi nomor 1 akan membuatnya punya keuntungan lebih, yakni dibebaskan. Atau motif untuk mengaku boleh jadi bukan karena ingin berkhianat, tapi karena takut dikhianati, semisal ia tidak percaya bahwa Anda juga tidak akan mengaku. Konflik kepercayaan dan kecurigaan satu sama lain ini yang dimanfaatkan kepolisian dalam situasi dilema tahanan. Ditambah lagi kalian tidak bisa berkomunikasi satu sama lain untuk saling meyakinkan dan membuat kesepakatan.

Dilema tahanan adalah bagian dari dunia game theory atau teori permainan, yakni cabang ilmu atau strategi yang mempelajari perilaku orang yang terlibat dalam situasi tertentu. Ini banyak digunakan oleh penegak hukum, politisi, ekonom untuk merencanakan strategi mereka dalam situasi seperti negosiasi, merencanakan kebijakan ekonomi atau menyusun rencana untuk memenangkan pemilihan.

Banyak film dan kisah-kisah yang menggunakan situasi dilemma tahanan guna menambah lapisan konflik dalam cerita. Dilema ini tidak terbatas pada film-film berbasis penegakan hukum tetapi juga dapat ditemukan dalam kasus di mana protagonis dipaksa untuk membuat pilihan yang sulit.

Ambil contoh, ikatan “keluarga” dalam film-film Godfather menunjukkan struktur yang dibangun melalui kerjasama panjang antar mafia. Pembelotan dan kecurigaan ada di mana-mana. Keputusan-keputusan sulit harus dilakukan para Don. Membunuh atau dibunuh, dilemanya kurang lebih seperti itu.

Jangan lupa, The Dark Knight punya satu sekuens penting yang menghadirkan situasi dilema tahanan. Ketika Joker menanam bahan peledak di dalam dua kapal penumpang. Salah satunya mengangkut napi, sementara satunya lagi kapal pesiar yang membawa warga sipil “tak berdosa”. Joker memberi pilihan pada masing-masing kapten kapal untuk meledakkan yang lain. Jika tidak, ia akan meledakkan keduanya dalam kurun waktu satu jam. Dilemanya lebih pelik lagi. Rombongan warga sipil khawatir karena kapal satunya dipenuhi orang yang terbiasa melakukan kejahatan (sebagian menghilangkan nyawa orang lain), sementara rombongan napi khawatir pengambil keputusan di kapal satunya akan mudah berpikir bahwa nyawa-nyawa di kapal napi jelas tak seberharga nyawa warga sipil.

Dalam The Treasure of Sierra Madre, pembelotan dimainkan atas kepentingan emas di antara tiga karakter: Dobbs, Howard, dan Bob. Jika mereka semua bekerja bersama sebagai mitra yang biasa-biasa saja untuk menggali emas, mereka semua akan mendapat manfaat yang sama. Tapi ketika hasrat kemaruk muncul, menciptakan rasa curiga satu sama lain, dilemma tahanan itu muncul. Pertanyaan-pertanyaan mulai menyeruak, “Bagaimana jika salah satu rekanku berencana membunuh kita semua dan mengambil jatah emasku?”, lalu berujung, “Apakah tidak sebaiknya aku membunuh mereka terlebih dahulu?” Dobbs digambarkan sebagai karakter yang paling terasuki oleh dilema itu.

Banyak sekali film yang dibintangi Humphrey Bogart memuat situasi dilema tahanan. Dalam The Maltese Falcon (1941) misalnya, antara Sam Spade dan rekannya, Spade dan kliennya, Spade dan kelompok penjahat yang mencari patung elang, semua memainkan situasi itu.

 

Tapi bukan hanya perkara konsep dilema tahanan saja. Kompleksitas konflik dalam The Treasure of Sierra Madre menunjukan kemungkinan-kemungkinan persoalan dalam kerja kolektif.

Kepercayaan sangat penting, plus ini bukan hanya masalah moral. Begitu tumpukan emas Dobbs, Howard, dan Bob mencapai setara dengan $5.000, mereka memutuskan untuk membaginya setiap hari dan membiarkan setiap orang bertanggung jawab atas barang-barangnya sendiri. Jika para lelaki itu saling percaya satu sama lain, keputusan ini mungkin tidak perlu dibuat. Bisakah tiga orang cukup percaya satu sama lain dalam situasi seperti itu? Apakah ada cara yang lebih pasti untuk menyelaraskan insentif sehingga mereka tidak saling merampok?

Howard menyinggung beberapa poin menarik tentang ekonomi kepercayaan. Kepercayaan tidak hanya terikat pada karakter moral seseorang, tetapi juga pada kendala yang dihadapi. Pengetahuan dan kepercayaan adalah dua sumber daya ekonomi yang paling berharga. Ketika orang tidak saling percaya, mereka menjadi kurang produktif, terdorong menggunakan sumber daya mereka untuk melindungi properti daripada menggunakannya secara produktif.

Perjalanan dari gunung kembali ke peradaban di Durango—untuk menjual emas-emas itu– berlangsung dengan lancar sampai sekelompok orang Indian memohon pada Howard. Setelah Howard membangkitkan kembali bocah lelaki India yang setengah tenggelam itu, penduduk asli benar-benar memaksanya untuk tetap bersamanya sebagai tamu mereka. Orang-orang Indian ini percaya bahwa mereka berutang dan bahwa orang-orang kudus di surga akan menghukum mereka jika mereka tidak membayar utang itu. Howard lalu menerima berbagai hadia: buah, tembakau, alkohol, burung, voucher carefour, anak babi, dan berbagai layanan yang ramah.

Ketika penduduk asli bersikeras bahwa Howard harus tinggal bersama mereka, Dobbs dan Curtin dengan cepat memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Howard akan menyusul mereka nanti. Tapi Howard sudah sempat berkata, “Kesalahan besar adalah membuat ada dua penebang di sana di kedalaman hutan belantara dengan lebih dari seratus ribu di antara mereka.”

Akhirnya, permainan ekonomi yang pelik harus dimainkan setelah Howard meninggalkan Dobbs dan Curtin berdua. Kerja sama tidak muncul. Dobbs tidak mempercayai Curtin. Apakah Curtin bisa dipercaya? Entah, karena di paruh awal film kita sempat ditunjukan ekspresi Curtin yang sempat ragu untuk menyelematkan Dobbs ketika kena runtuhan tambang. Namun, Dobbs sudah sibuk memproyeksikan nilai-nilainya sendiri ke Curtin. Dalam isi kepalanya, “Curtin seharusnya tidak mempercayaiku, maka aku juga tidak  akan mempercayainya”. Dalam keadaan paranoidnya, ia salah membaca semua tindakan Curtin. Keduanya berubah menjadi musuh karena mereka berada dalam situasi dilema tahanan.

Selain kepercayaan, nilai moral (wow!) di The Treasure of Sierra Madre sebenarnya sederhana saja: serakah itu buruk. Ya, kata “buruk” rasanya paling tepat. Kelangkaan ada karena keinginan kita melebihi sumber daya kita. Sayangnya, keinginan manusia tampaknya tidak pernah terpuaskan, apalagi bicara emas. Seperti yang dikatakan Howard sebelum mereka memulai perjalanan mereka, “Aku tahu apa yang dilakukan emas kepada jiwa manusia.” Jarang sekali dorongan manusiawi terhadap ketamakan digambarkan seefektif dalam potret Dobbs.

Keserakahan bisa didefinisikan sebagai keinginan berlebih terhadap barang atau kesuksesan duniawi. Mengambil risiko yang bijaksana adalah bijaksana, sehingga risiko dan kesulitan yang diambil oleh Dobbs, Curtin, dan Howard dalam mengejar emas bukanlah keserakahan. Howard berencana untuk menggunakan kekayaan barunya untuk membeli bisnis ritel kecil, mungkin toko perangkat keras atau grosir. Tujuan ini memiliki logika ekonomi yang bijaksana. Bisnis seperti ini padat modal dan tidak membutuhkan banyak tenaga fisik. Howard akan segera memiliki uang untuk melakukan investasi ini lalu pensiun. Curtin? Katanya ia ingin membeli tanah, sebuah investasi bijaksana lainnya.

Sementara Dobbs berniat membelanjakannya untuk pakaian bagus, makanan enak, bikin start up, dan perempuan. Keserakahan muncul ketika hasrat-hasrat ini keluar dari kendali. Dobbs harusnya tahu kapan ia perlu berhenti. Setelah mendapatkan “lebih dari $35.000 “–kira-kira $460.000 (Rp5 milyar lebih) dengan ukuran harga hari ini—Howard dan Curtin memutuskan sudah waktunya untuk menutup operasi. Namun, Dobbs sedikit agak keberatan sebenarnya.

Berkebalikan dengan Dobbs, Howard melakukan sesuatu yang mengejutkan. Terdengar agak seperti seorang pencinta lingkungan modern—atau sekelar baca Catatan Seorang Demonstran–ia berkata, “Kami telah melukai gunung ini. Adalah tugas kita untuk menutup lukanya. Setidaknya itu yang bisa kita lakukan untuk menunjukkan rasa terima kasih kita atas semua kekayaan yang diberikannya kepada kita.” Bisakah pengumuman ini dijelaskan secara ekonomi? Tentu harus mengeluarkan biaya pula untuk “menutup luka-lukanya”.

Bahkan, di masa lebih banyak orang berburu Pokemon dibanding berburu emas, cukup masuk akal penjelasan dalam buku Traven, logika yang sayangnya diabaikan film ini. Dengan memperbaiki gunung, Traven menjelaskan, para penambang menutupi jejak mereka sendiri. Artinya, menjaga sisa emas yang tersisa seandainya mereka kehabisan uang dan merasa perlu untuk kembali.

Kelimpahan kekayaan ini mungkin juga menjelaskan mengapa Howard dan Curtin bersedia memberikan bagian seperempatnya kepada janda Cody, seorang penyusup, yang meninggal saat membantu ketiganya melawan bandit. Dobbs, sebagai potret “manusia ekonomi,” tentu tidak bisa memahami altruisme semacam itu.

 

Best Lines:

Curtin: You know, the worst ain’t so bad when it finally happens. Not half as bad as you figure it’ll be before it’s happened.

After Watch, I Listen:

Jimi Hendrix – Voodoo Child